Artikel ini disadur dari Detik
"Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Jateng-DIY) melantik pengurus baru APERSI Koordinator Wilayah Solo Raya hari ini. APERSI Jateng-DIY mengaku tetap optimistis terhadap pertumbuhan sektor properti meski di tengah banyaknya tantangan industri properti di Solo.
“Jika pemerintah terus men-support sektor properti, kita bisa tumbuh 5-8% untuk hunian kelas menengah, dan tumbuh 10% untuk rumah subsidi,†ungkap Ketua APERSI Jateng-DIY, Slamet Santoso dalam keterangan tertulis, Rabu (7/12/2022).
Slamet mengatakan hal ini bukan prediksi semata. Sebab selama pandemi sektor properti tetap tumbuh terutama untuk rumah subsidi. Menurutnya, hal ini didukung kebijakan pemerintah melalui program FLPP juga diskon PPN.
Meski isu resesi di 2023 berembus kencang, Slamet memotivasi anggotanya bahwa badai tersebut pasti bisa dilewati. Untuk survive dan maju, menurutnya para pengembang harus kembali fokus sungguh-sungguh membangun perumahan MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) yang berkualitas dan layak huni.
Untuk itu, DPD Jateng-DIY memiliki program kerja yang juga dilaksanakan bersama-sama Korwil Solo Raya.
“Kita perkuat lagi sinergi dengan stakeholder, seperti ke pemerintah, supplier, perbankan, demi memberikan rumah layak huni dan berkualitas kepada customer (pembeli rumah),†ujarnya.
Slamet memastikan berbagai tantangan seperti kenaikan harga bahan baku, kenaikan harga bunga, dan ancaman resesi, tidak akan memengaruhi kualitas hunian. Pasalnya, APERSI selalu memenuhi standar kontrol mutu yang berlaku seperti Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) maupun Sertifikat Laik Fungsi (SLF).
“Pinter-pinternya pengembang dalam efisiensi untuk menjaga mutu dan harga,†jelasnya
Terkait bahan baku pasangan dinding, ia mencontohkan beberapa pengembang APERSI sudah memakai bata ringan Blesscon. Hal ini dilakukan demi mendorong efisiensi dalam pengerjaan kompleks perumahan.
Menurut Slamet, menggunakan bata ringan akan mempercepat proses pengerjaan dan material. Adapun bata ringan memiliki kelebihan dalam pembangunan rumah karena masalah kecepatan dalam mengaplikasikannya.
Berbeda dengan bata merah yang memiliki ukuran kecil, luasan bata ringan membuat dinding cepat selesai. Otomatis, bata ringan akan lebih hemat biaya pengerjaan. Selain itu, menggunakan bata ringan juga tidak perlu acian semen-air-pasir, cukup dengan perekat dan air.
Sebagai informasi, APERSI dan bata ringan BLESSCON merupakan rekanan untuk membuat rumah yang berkualitas. Para pengembang perumahan merupakan salah satu konsumen bata ringan di Tanah Air.
Brand Manager bata ringan BLESSCON Yusuf Permadi mengungkapkan sejak 2021 pihaknya berinisiatif mendaftarkan diri untuk disertifikasi lembaga-lembaga terkait. Meski belum ada ketentuan dari pemerintah maupun pengembang, hal ini dilakukan untuk menjamin mutunya.
Ia menyebut bata ringan BLESSCON saat ini merupakan bata ringan pertama dan satu-satunya yang bersertifikat Green Label (ramah lingkungan) dan SNI kategori pasangan dinding.
“Saat konsumen memutuskan pembelian pasti banyak pertimbangan, dengan Green Label dan SNI kami yakin bisa memantapkan pilihannya ke bata ringan BLESSCON,†pungkas Yusuf."