Artikel ini disadur dari Detik
"Dewan Pimpinan Daerah Real Estate Indonesia (DPD REI) Jawa Timur menggelar rapat kerja daerah (rakerda) di Kota Batu, Malang pada Selasa dan Rabu (27-28/9). Proyeksi kinerja sektor properti di Jatim turut dibahas dalam agenda tersebut.
Ketua DPD REI Jatim Soesilo Efendy, mengatakan rakerda REI Jatim mengusung tema ‘Bangkit Bersama di Era Digitalisasi Perizinan yang Semakin Mudah dan Lancar’. Tema tersebut diangkat seturut dengan kebijakan pemerintah meluncurkan Online Single Submission yang di dalamnya termasuk izin untuk usaha sektor properti.
“Pemerintah tujuannya untuk mempermudah. Karena banyak sistem yang berubah, memang untuk tujuan itu butuh proses,†ungkap Soesilo dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu (28/9/2022).
Soesilo menyatakan REI Jatim ingin mendorong proses digitalisasi perizinan ini berhasil disosialisasikan dan dapat diikuti prosedurnya oleh pengembang di Jatim.
Dalam rakerda itu, REI juga mengadakan talkshow bertajuk ‘Digitalisasi Perizinan di Bidang Real Estate Pasca terbitnya Undang-Undang Cipta Kerja’. Talkshow itu menghadirkan tiga narasumber dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Agraria dan Tata Ruang, serta Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Cipta Karya Provinsi Jawa Timur.
Soesilo menerangkan talkshow itu membahas solusi dari kendala-kendala sektor properti di Jatim. Salah satunya mengenai implementasi sistem baru dari pemerintah. Ia menyebut dengan adanya sistem baru pengusaha dituntut untuk memenuhi ketepatan dan kecepatan juga kepastian biaya. Ketiga hal itu, kata Soesilo, masih tersendat di proses OSS karena banyak faktor, yang salah satunya adalah belum sinkronnya SDM daerah dan pusat.
Di talkshow lainnya, dibahas mengenai pembiayaan. Dengan tema ‘Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat dalam Mendukung Pembiayaan Properti’, REI menghadirkan narasumber pimpinan bank BTN, BP Tapera, dan ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES)
Soesilo menuturkan saat pandemi sektor usaha banyak mengalami penurunan sehingga dukungan program pemerintah sangat membantu. Ia menjabarkan anggota REI di daerah, misalnya Kediri, Banyuwangi, dan Jember banyak mengembangkan rumah subsidi yang menikmati program KPR Bersubsidi. Sedangkan untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya didominasi pembangunan klaster rumah komersil menengah dan menengah ke bawah ikut terkerek dengan program PPN DTP 0%.
“REI sedang berjuang untuk lanjut, paling tidak hingga Desember. Target kami penjualan tumbuh 20% hingga akhir tahun meski BBM naik, bunga bank naik,†ungkap Soesilo.
Soesilo menyatakan target tersebut sebenarnya bukanlah target yang muluk-muluk mengingat pertumbuhan properti nasional sedang moncer. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatatkan premi pada lini usaha properti tumbuh 36,4% pada semester I-2022. Di Surabaya, pendapatan asli daerah (PAD) meningkat karena industri membaik.
“Memang properti ini usaha yang asyik. Properti itu terkait dengan 174 bidang usaha mulai dari industri hingga UMKM,†cetus Soesilo.
Oleh sebab itu, lanjutnya, apabila industri properti bergeliat, banyak sektor yang terimbas. Sebaliknya, gejolak di kondisi industri lain juga ikut mempengaruhi bisnis properti. Misalnya industri bahan baku konstruksi, saat ini pengembang dibuat memeras otak dengan harga baja yang sudah naik sebelum BBM naik.
Namun, Soesilo tetap optimistis pengembang bisa merencanakan langkah strategis untuk mengatasi himpitan BBM naik, bunga bank naik hingga 5 bpm (4,5%) maupun bahan baku yang juga naik. Ia menekankan kuncinya ada di efisiensi dan kecepatan untuk menghemat biaya. Hal ini turut didukung penggunaan bahan bangunan yang sudah banyak masuk fabrikasi.
“Termasuk bata ringan. Kalau untuk kecepatan, pengembang lebih senang pakai bata ringan,†ulas Soesilo.
Blesscon menjadi merek bata ringan pilihan di kalangan pengembang Jawa Timur. Label SNI yang hanya tersemat di bata ringan Blesscon menjadi jaminan mutu yang membuat pengembang tenang. Commercial Director PT Superior Prima Sukses, produsen Blesscon, Henrianto memastikan pengiriman barang dilakukan dengan cepat. Sebab, saat ini Blesscon memiliki pabrik di Mojokerto, Lamongan dan Sragen.
“Cover areanya luas. Pengembang Jatim yang areanya di dekat Jateng bisa disupport dari Sragen. Sehingga memotong waktu dan ongkos kirim,†ujar Henrianto."